Senin, 28 November 2011

Ikhtiar dan Doa

Ketika menikah tanggal 16 Januari 2010, sudah berandai-andai dengan suami mau punya anak banyak, minimal 3. Suami hanya 2 bersaudara terasa sepi, aku aja yang 4 bersaudara masih terasa sepi. :D Namun dalam hati kecil ingin menunda satu tahun berhubung kami tidak melewati masa pacaran. Pengen punya waktu berdua, lagian aku masih koas di Medan dan suami ingin melanjutkan sekolah ke Jakarta. Okelah kapan saja diberikan amanah itu aku siap! InsyAllah

Melihat teman-teman yang kebetulan menikah dibulan yang sama bahkan beda seminggu banyak yang langsung hamil, hati ini ciut juga mendapati diri masih datang haid. Sampai 2 siklus aku masih biasa aja, ketika datang siklus ketiga dan dibarengi dengan pertanyaan basa-basi yang ga penting tapi menggalaukan hatiku "Udah Isi? si itu aja udah" berulang-ulang! Sampai saya merasa hamil dengan mual-mual padahal enggak, psikosomatis!! Suami pun minggu depan mau ke Jakarta melanjutkan sekolah trus kapan lagi hamilnya, tahun depan baru bisa bersama. *jingkrak-jingkrak*

Saya sedang koas obgyn, melihat bayi lahir tambah kepingin, melihat orang tua yang sengaja abortus, geram! melihat ibu melahirkan dengan berbagai komplikasi, pengen nunda dulu. Pokoknya sangan complicated yaaah!

Dan akhirnya terlambat haid 2 hari. Masih biasa sodara-sodara! ah ada libur 2 hari minggu depan, lumayan buat nengokin suami sekaligus program bikin anak. hehehehehe. Akhirnya tiket booked! Waktu itu giliran jaga 24 jam, ternyata ada flek ! Jiaaa nangis! Aku dapet lagi! Telpon suami suru dateng buat nenangin hati! Akhirnya suami dateng ke RS ngajak makan kemana aku mau. Yah suami yang baik memang anugrah. Aku pengen kopi!! cuma itu! akhirnya ke Starbucks sambil nangis-nangis setelah itu balik lagi ke RS.

Besoknya haid tidak datang, hanya flek kemarin, iseng-iseng beli test pack. Alhamdulillah 2 garis!!! Senangnya bukan main ternyata itu Harman sign tanda kehamilan.

Suami pun ke Jakarta, saya di Medan. Aaaah tidak terlalu sedih berpisah karena bakal ada yang menemaniku selalu dirahim ini.

Tetapi 12 minggu kemudian aku pendarahan. Abortus imminens. Ga tau penyebabnya apa, yang jelas agak depresi. Ujian bagian agak terganggu, suami pun di Jakarta, malah abang yang nemeni ke dokter.

Papa bilang "Alhamdulillah sudah pernah hamil, banyak orang yang merasakanya saja belum" tapi aku tetap ga terima apalagi papa yang dokter kandungan bilang kalau mau punya anak minimal 6 bulan lagi biar tidak berulang kegugurannya. Ok, aku tambah lemas menghadapi kenyataan bahwa menggendong anak tidak untuk dalam waktu dekat ini.

And my friends are always be my mood booster :)
Dan dalam penantian untuk hamil berikutnya kami jadi sempat bulan madu ke Bali. Cieeeee

Janin dimakamkan di belakang rumah
Rest In Peace my baby wanna be :')

Tidak ada komentar: