Minggu, 07 September 2008

Listening intelligence and Listening Quotion

Hidup sebagai mahasiswa merupakan masa dimana kita mulai diperkenalkan dengan berbagai macam persoalan, masalah, termasuk dalam menghadapi berbagai karakter manusia. Aku (liza.red) bukan orang yang membatasi diri untuk dekat dengan sesama mahasiswa aja (rute kehidupan : kampus-rumah-kampus-rumah. tapi kampus-pusat perbelanjaan-mal-bioskop-rumah. hehehehehe.... gak juga lah. tapi banyak lah kerjaan yang mungkin gak penting bagi orang lain yang hobi di kerjain tiap hari, menelusuri kota medan. yup!

tapi ini intinya....
di kampus banyak kali orang2 yang tampaknya berwawasan luas (tampaknya) yah namanya juga lingkungan universitas, ada dosen, mahasiswa. yah iya lah tampak dari gelarnya di belakang depan berderet ntah apa apa.

jadi liza, sekarang apa toh masalahnya

gini loh para blogger mania

sekarang aku banyak sekali menemukan orang2 yang krisis terhadap listening intelligence alias kemampuan orang unbtuk menyimak orang lain, ingat yah, bukan mendengar, tapi menyimak!

coba anda pikirkan, jika bertemu seseorang atau sedang ngobrol mana yang lebih dominan? kita atau lawan bicara? apalagi dengan orang yang statusnya lebih rendah di bawah kita (status duniawi tentunya)

memang mungkin yang berbicara lebih banyak makan asam garam, tapi bukan berarti kecerdasan kita dalam hal ini di abaikan bukan?

seperti sebelumya aku pernah cerita, dapet tugas makalah sama dosen yang perfectionis kali, 3 jam duduk didepan dia hanya untuk dikomentarin ini itu, yang notabene itu itu aja gak ada ini ini nya. setiap dia bertanya akan dijawabnya sendiri ... itu pun kalo bertanya..
seperti " sebenarnya kerja obat ini dimananya paru2?"
" bronkus" jawab ku dengan volume suara yang takut salah sekaligus takut bau naga gara2 puasa.
"apa? ya ampun gimana sih kamu mau jadi dokter. takut saya ngasi anak saya ke kamu berobat. sapa namau kamu"
"yuliza prof"
"itulah kalo males belajar. obat ini kerjanya dibronkus"
Arghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
tidak
mak.....
speechless

kembali lagi berceramah tanpa memikirkan aku yang belum sholat padahal zuhur udah mau habis, (gak boleh berkomentar.red)

lain lagi halnya, ada temen yang kalo ketemu dan nelpon... maunya dia dia mlulu yang didengerin, pokoknya cerita tentang masalah hidupnya, nah giliran kita cerita.... eh bentar dulu yah ada yang manggil.... huh... dicuekin

sebenarnya orang yang krisis terhadap Listening Intelligence ini : staff pengajar, ustad,karena sering bertemu orang2 yang statusnya dibawah mereka. ato seperti sekarang ini motivator... yah seminar motivasi lagi laris2nya di negeri yang krisis percaya diri ini....

orang tua juga banyak mengalami kirsis ini... terhadap anak2 nya

mama papa juga udah kena

belum lagi ngomong udah disambut duluan....tidak........

mungkin kalo kita ketemu sama orang awam, mis.tukang becak ato tukang parkir, kita akan nyerocos duluan apalagi kalo bicara soal politik, ekonomi, ato paling gak aku yang kedokteran gini... padahal jika kita menyimak pembicaraan orang dahlu... kita akan masuk kesetengah hatinya..percaya deh... banyak pelajaran yang bisa kita petik

jangan pernah meremehkan dan mengabaikan orang lain

Asahlah Listening Intellegence kita

hidup bahagia dengan melihat orang lain bahagia

percayalah.....

1 komentar:

Febryan Tomato mengatakan...

Maaf Liza...
Plus - Minus Setiap Yang Hidup Pastilah Ada, Kesempunaan Hanya MilikNya. Tak Ada Yang Kita Lakukan Lebih Baik Selain Memahami Mereka Tanpa Menghitung Dari Hal Apapun.
Pastinya Itu Lebih Memberi Kesan Positif, Dengan Kata Lain Kita Selalu Lebih Mendahulukan Kepentingan Orang Lain Di Atas Kepentingan Pribadi.
"Tanpa Berlebihan"